Niat Jahat Sebagai Penghambat Doa

Posted by Renungan Harian Kristen Online on Sabtu, 29 Agustus 2015

Niat jahat sebagai penghambat doa- Banyak orang percaya berdoa untuk banyak hal, bahkan bergumul dengan sunguh-sungguh untuk perkara yang dihadapinya. Namun sering terjadi seakan akan Surga tertutup, tidak ada bukti sedikitpun campur tangan Tuhan didalam perkara-perkara yang dihadapinya. Memang betul bahwa  seringkali Tuhan memilih untuk menunggu waktu  yang tepat untuk memberkati umat-Nya, namun satu kebenaran ini pun perlu kita sadari. Pemazmur menyatakan bahwa seandainya ada niat jahat di dalam hati-ku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. Tuhan adalah Allah yang memiliki hati. Dia tahu apa yang ada didalam hati kita, Dia mempertimbangkan motivasi dan perkara kita. Jika hujan berkat itu belum turun karena kita memang sedang diproses oleh Tuhan, bersabar dan tetap bertekunlah. Namun jika doa-doa kita belum atau bahkan tidak dijawab sebab ada “niat jahat” di hati, bertobat-lah!

niat jahat sebagai penghambat doa

Tuhan adalah Allah yang menguji hati. Manusia bisa bersandiwara bahkan berbohong dengan simbol-simbol keluarga, kemanusiaan, semuanya terbuka, sekalipun menurut kita sendiri, jalan kita benar. Firman Tuhan menegaskan: “ Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.” (Amsal 16:2). Justru dalam hal yang sederhana inilah, manusia sering gagal, sebab niat hati itu terselubung, bisa bahkan mudah di manipulasi. Ketika kita terus berkelit dengan kebenaran diri sendiri, doa-doa kita terhalang. Itu sebabnya akan jauh lebih sederhana dan benar untuk kita memeriksa kembali niat hati yang ada pada diri kita masing-masing. Jika ada yang tidak benar, secepatnya bertobat dan minta Roh Kudus untuk terus memperbaharui kita.

Jika kita sungguh-sungguh sadar bahwa ada “niat jahat” di dalam diri kita, segeralah bertobat dan meminta Roh Kudus mengampuni dan memurnikan hati kita. Ada seorang  bernama Simon di dalam Kisah Rasul, dia memiliki “niat jahat” untuk membeli karunia Roh Kudus bagi kepentingan dirinya sendiri, Ketika Petrus menyatakan “niat jahat” yang ada di hatinya itu, Petrus menghardik  Simon dan menyuruhnya bertobat, supaya “niat jahat” itu isa diampuni. Petrus dengan tegas berkata : “Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab ku lihat telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.” (Kisah para rasul 8:22-23). Syukur Simon mau bertobat, namun lihat dampak dari niat jahat di  hati; hati orang tersebut menjadi pahit seperti empedu yang menjeratnya kedalam kejahatan.

Didalam 1 Samuel 23:9, terungkap “niat jahat” dari Saul terhadap Daud untuk menangkap Daud di Kehila, namun berkali kali Alkitab mencatat penyertaan Tuhan begitu kuat atas Daud, itu sebabnya semakin hari semakin kuat, sedangkan Saul semakin lemah. Kitab 2 Samuel mencatat hal ini : “Peperangan antara keluarga  Saul dan keluarga Daud berlarut-larut; Daud semakin lama kian kuat, sedang keluarga Saul semakin lama kian lemah.” (2 Samuel 3:1). Tidakkah Saul berdoa juga agar penyertaan Tuhan juga berlaku atasnya? Saya percaya Saul pun berdoa, bahkan masih tetap ada para imam disekitar Saul, namun karena ada “niat jahat” pada Saul, itu sebabnya doa-doanya tidak membuahkan hasil apapun, Sekali lagi, mari masing masing kita memeriksa hati nurani kita sendiri, adakah niat jahat di hati kita? Jika demikian, itulah yang menghambat doa-doa kita
.

Blog, Updated at: 00.24

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.